Analisis data dengan metode parametrik dan non-parametrik dilakukan berdasarkan karakteristik data yang dikumpulkan dalam penelitian. Secara umum, metode parametrik dilakukan ketika data dikumpulkan dari populasi yang mengikuti distribusi normal atau mendekati normal, sedangkan metode non-parametrik dilakukan ketika data tidak mengikuti distribusi normal atau memiliki data yang sangat sedikit.
Metode analisis parametrik biasanya lebih kuat dalam mengevaluasi hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian karena memiliki kekuatan statistik yang lebih besar daripada metode non-parametrik. Metode analisis parametrik dapat memberikan informasi yang lebih akurat tentang rata-rata, variasi, dan hubungan antara variabel-variabel. Contoh teknik analisis parametrik yang umum digunakan meliputi analisis varian (ANOVA), uji-t, dan analisis regresi.
Di sisi lain, metode analisis non-parametrik digunakan ketika data tidak memenuhi asumsi distribusi normal atau memiliki data yang sangat sedikit. Teknik non-parametrik adalah alternatif yang berguna jika asumsi distribusi normal tidak terpenuhi. Contoh teknik analisis non-parametrik yang umum digunakan meliputi uji Wilcoxon, uji Mann-Whitney, dan uji chi-square.
Karena data penelitian dapat memiliki sifat yang sangat beragam, peneliti harus mempertimbangkan asumsi distribusi data saat memilih metode analisis. Jika data tidak memenuhi asumsi distribusi normal, maka metode analisis non-parametrik dapat digunakan sebagai alternatif untuk menganalisis data penelitian. Namun, jika data memenuhi asumsi distribusi normal, maka metode analisis parametrik dapat memberikan hasil yang lebih akurat dan kuat dalam mengevaluasi hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian.