Cara memegang dan mengekang hewan uji
Dalam melakukan penelitian dengan hewan diperlukan pengetahuan dan keterampilan tentang penanganan hewan uji agar penelitian dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana. Oleh karena itu jika hendak melakukan penelitian dengan hewan uji peneliti perlu memperhatikan hal-hal dibawah ini.
- Bekerjalah dengan tenang, hilangkan perasaan takut atau tegang karena jika merasa takut atau tegang kita menjadi gugup atau ragu-ragu sehingga timbul kesulitan.
- Cara menangani hewan uji yang tidak benar dapat mengakibatkan cidera fisik pada peneliti, hewan uji, kerusakan alat atau dapat menimbulkan stress pada hewan uji .
- Setiap langkah tidak boleh terburu-buru meskipun tidak berarti lamban. Dianjurkan untuk memberi perlakuan apapun jika hewan uji belum tenang.
- Hewan uji harus ditangani dengan penuh kasih saying, lemah lembut, sepenuh hati dan tidak kasar.
Dalam uji pra-klinik, hewan yang banyak digunakan ialah mencit, tikus putih atau rat, marmot, kelinci, kucing, dan anjing. Babi dan kera kadang-kadang juga digunakan tetapi tidak sebanyak hewan yang disebut pertama. Oleh karena itu uraian berikut akan dibatasi pada hewan uji yang banyak digunakan dalam uji pra-klinik seperti mencit, tikus putih, marmot, kelinci, kucing dan anjing.
1.Mencit
Cara Memegang
Umumnya mencit akan berusaha untuk menggigit sewaktu dipegang. Penannganan yang lebih lembut dan penuh kasih sayang selama beberapa hari saja mencit dapat menjadi lebih jinak. Meskipun demikian kita harus selalu waspada karena mencit tetap merupakan hewan yang kadang-kadang liar. Pengambilan mencit dari kandang harus dilakukan dengan hati-hati karena sedikit kejutan saja hewan uji ini dapat terangsang. Pada waktu mengambil atau memasukkan mencit, pintu kandang seyogyanya tidak dibuka penuh. Harus diingat bahwa mencit dapat meloncat beberapa meter tanpa harus menderita cidera akibat jatuh dari loncat tersebut karena ukuran badan mencit kecil, cara memegang mencit tentu tidak sama dengan tikus. Mencit dapat dangkat dan dipertahankan menggantung diudara dalam waktu singkat dengan cara dipegang ekornya pada tempat antara 3-4 cm dari pangkalnya. Cara ini hanya untuk memegang dalam waktu tidak lama. Dengan cara ini mencit dapat ditaruh diatas telapak tangan agar dapat diamati atau untuk memindahkan hewan itu.
Cara Mengekang
Mencit merupakan hewan uji yang selalu bergerak jika dipegang atau diperlakukan, sehingga kewaspadaan sangat perlu dalam menangani hewan uji ini.
Cara mengekang dan memegang mencit untuk suatu tindakan tidak bisa dilakukan dengan cara memegang mencit pada ekor dengan tangan kanan. Sembari tetap memegang ekor mencit ditaruh di tempat dengan permukaan kasar, misalnya diatas permukaan kain atau anyaman kawat bagian atas kandang. Dengan sedikit menarik ekornya, mencit akan menceramkan kakinya dengan makin kuat. Dalam keadaan ini mencit dapat dipegang kulit pada kuduknya dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri. Kelingking dapat digunakan untuk mempererat pegangan dengan menggaet dan menempatkan ekor mencit di antara kelingking dan jari manis tangan kiri. Cara memegang mencit ini dilakukan pada waktu memberikan obat dengan jarum oral atau sonde lambung, suntikan intrapeitoneal dan sebagainya. Untuk pemberian secara intravena atau pengambilan darah dari vena ekor, cara memegang mencit ialah dengan alat pengekang.
2.Tikus putih
Cara memegang
Tikus putih atau rat, banyak digunakan dalam uji pra-klinik karena selain memiliki sifat fisiologis yang lebih dekat dengan manusia juga memiliki sifat tenang meskipun mendapat perlakuan kurang mengenakkan.
Tikus putih jangan dipegang dengan menarik ekor, karena penarikan ekor yang keras dapat menyebabkan stress pada hewan. Pengambilan tikus dari kandangnya dan cara menarik ekornya secara pakasa dapat menyebabkan cidera pada hewan uji. Demikian juga jika hewan uji itu menjadi panik, ia dapat bergerak berputar-putar di udara di saat ekor kita pegang, dan dapat menciderai ekornya atau menggigit kita.
Tikus putih harus dipegang dengan menggenggamnya pada daerah bahu dengan ibu jari berada di bagian depan dan telapak tangan berada di daerah punggung tikus. Sementara itu empat jari lainnya melingkar pada bagian perut. Posisi jari demikian diperkuat dengan cara menempatkan ibu jari pada leher di bawah dagu. Jika tikus cukup besar, cara memegang dengan tangan kanan tersebut perlu dibantu dengan tangan kiri untuk memegang tikus pada bagian panggulnya. Dengan posisi demikian tikus menjadi tenang.
Dalam keadaan tepegang itu biasanya hewan uji akan berusaha melepaskan diri. Dengan cara mengayunkan hewan yang dalam pegangan itu maju mundur hewan uji menjadi tenang.
Kekuatan tangan dalam memegang hewan uji harus dibuat agar tidak terlalu kuat yang dapat mengganggu pernapasan tetapi juga cukup kuat untuk mengatasi gerakan hewan uji yang ingin melepaskan diri. Pegangan yang terlalu lemah dapat berakibat hewan uji lepas atau menciderai peneliti. Cara memegang tikus ini dianjurkan untuk mengambil hewan itu dari kandangnya dan menaruh kembali dalam kandang sesudah eprlakuan tertentu dan sebagainya. Jangan sekali-kali memindahkan tikus putih langsung dari pegangan kepada orang lain sebab hewan uji dapat menciderai kita pada saat lepas dari pegangan.
Tikus yang sedang hamil juga dipegang dengan cara itu dengan tambahan pegangan pada daerah panggul secara agak longgar. Pemindahan induk yang sedang menyusui dilakukan sesudah induk itu menjauhi anak-anaknya. Singkirkan anak tikus lebih dahulu baru berusaha memegang induknya.
Cara mengekang
Sebelum melakukan sesuatu tindakan pada tikus putih seperti memberikan obat melalui mulut dengan jarum oral atau sonde lambung, suntikan intraperitoneal, memberi tanda pada punggung, perut, telinga atau tindakan lain, hewan uji harus dipegang dengan cara yang benar.
Untuk keperluan pemberian obat dengan sonde lambung atau suntikan intraperitoneal, cara yang paling tepat dalam memegang tikus ialah dengan memanfaatkan kelonggaran kulit pada kuduk sehingga memungkinkan kita menjepit dan memegangnya dengan kedua jari. Hewan uji sebaiknya dipegang dengan tangan kiri sehingga tangan kanan dapat melakukan pekerjaan yang diperlukan seperti memasukkan obat dengan jarum oral dari alat suntik ke dalam lambung.
Pertama kali tikus diambil dengan tangan kanan dan posisi kepala ditahan dengan ibu jari pada daerah dagu sedemikian rupa sehingga kepala tikus itu tidak dapat bergerak untuk menggigit. Dengan memanfaatkan kelonggaran kulit di bagian tengkuk, kulit daerah ini dijepit dengan ibu jari dan jari telunjuk. Sisa jari lainnya digunakan untuk memegang kulit pada bagian punggung. Dengan posisi demikian dapat dilakukan suntikan intraperitoneal, pemberian obat topikal pada mata dan telinga, pengambilan sampel untuk pemeriksaan preparat usap vagina dan sebagainya.
Untuk maksud pemberian obat secara oral dengan jarum oral atau sonde lambung, tikus dipegang kulit tengkuknya dengan ibu jari dan jari tengah tangan kiri. Posisi tikus kemudian dibuat lebih mendongak dengan bantuan jepitan jari telunjuk pada kulit kepala bagian belakang demikian rupa sehingga kepala lebih mendongak, siap diberi bahan peroral.
Cara pemberian bahan berupa larutan kepada hewan uji
Mencit
Mencit dikekang dengan cara dicomot kulit kuduknya dengan tangan kiri sedemikian rupa sehingga kulit itu terjepit oleh ibu jari dan telunjuk. Ini diperkuat oleh jepitan pangkal ibu jari dengan jari lainnya pada kulit punggung, dan ekor dikait dengan kelingking tangan kiri tersebut.
Bahan uji diberikan peroral dengan alat suntik yang berjarum tumpul sedikit membendol pada ujungnya dan dibuat agak bengkok melengkung. Masukkan jarum tumpul itu dengan hati-hati kira-kira sampai di lambung. Setelah kita yakin bahwa jarum sudah masuk ke dalam lambung dan tidak ke dalam paru, baru bahan uji di dalam alat suntik dipompakan keluar.
Volume yang baik ialah sekitar 1 ml karena daya tamping lambung mencit dengan berat 20 gram hanya 1.0 ml.
Suntikan subkutan
Cara mengekang mencit untuk disuntik secara subkutan sama dengan cara mengekang hewan ini jika diberi bahan secara oral. Suntikan dilakukan pada kulit di daerah tengkuk.
Cara lain untuk mengekang pada penyuntikan subkutan ialah dengan memegang kulit mencit pada kuduk oleh ibu jari dan jari telunjuk sementara mencit tetap dibiarkan mencengkeram sesuatu permukaan kasar sehingga dapat bertahan di tempat. Untuk mengurangi geraknya, ekor mencit digaet dengan jari kelingking.
Cara memberikan suntikan intradermal
Mengingat kulit mencit sangat tipis, maka pemberian suntikan intradermal perlu memperhatikan dengan teliti ukuran jarum yang digunakan. Tipisnya kulit mencit bisa menyebabkan gagalnya suntikan tersebut karena kulit dapat koyak atau suntikan dapat menjadi subkutan.
Sebelum penyuntikan, kulit dibersihkan terlebih dahulu dan dicukur bulunya. Orang pertama memegang hewan uji dan orang kedua siap menyuntik. Regangkan kulit sehingga tidak ada lipatan. Tusukkan jarum suntik khusus intradermal tersebut ke dalam kulit dengan sudut lebih kecil dari suntikan subkutan. Pertahankan jarum jangan sampai menembus lapisan basal. Kendorkan kulit dan pompakan bahan dari suntikan.
Suntikan Intraperitoneal
Mencit dipegang dengan mencomot kulit bagian tengkuk dan punggung dengan ibu jari dan telunjuk kiri. Alat suntik dipegang tangan kanan disuntikkan pada daerah perut bagian kiri tengah agak bawah.
Masukkan jarum di dalam rongga peritoneal dengan sedikit tahanan yang jika jarum terus kita dorong maka tahanan itu menjadi hilang.
Suntikan intramuskular
Pemilihan otot daerah mana yang baik untuk disuntik ialah bahwa bundle otot harus cukup besar, tebal dan mudah dicapai. Otot dinding perut yang lebar tetapi tipis tidak baik untuk suntikan intramuskular.
Otot pada paha bagian belakang, kuadrisep, dan bisep merupakan tempat yang baik untuk suntikan intramuskular. Pada bagian belakang paling baik karena tidak berdekatan dengan serabut saraf dan pembuluh darah besar. Namun demikian suntikan yang terlalu dalam dapat menciderai pembuluh darah dan serabut saraf. Suntikan pada daerah otot kuadrisep lebih menguntungkan karena selain bundle otot itu besar, pada daerah itu tidak ada pembuluh darah atau serabut saraf penting.
Untuk mengurangi nyeri dan terlalu meregangnya bundle otot, volume bahan yang diberikan dibuat sekecil mungkin. Ini dapat dilakukan dengan membuat kadar lebih tinggi.
Suntikan intravena
Suntikan intravena pada mencit dilakukan vena lateralis ekor. Untuk memudahkan pelaksanaan ekor mencit perlu dihangati dan mencit dimasukkan dalam alat fiksasi. Hewan uji secara keseluruhan dibuat terlentang.
Dengan tangan kiri ekor mencit dipegang dalam posisi lurus dan tangan kanan memegang alat suntik dengan jarum intradermal. Secara perlahan jarum ditusukkan pada kulit di sebelah samping pembuluh vena dengan arah sejajar pembuluh darah itu. Bila jarum sudah masuk kulit sedalam pembuluh vena, dengan hati-hati jarum diarahkan berbelok untuk menusuk pembuluh vena itu yang kemudian segera diluruskan lagi. Untuk mengetahui apakah jarum sudah masuk dalam pembuluh vena perlu dilakukan aspirasi. Jika dalam aspiraitu darah masuk ke dalam alat suntik, berarti jarum sudah masuk vena dengan benar. Pompakan kemudian bahan uji ke dalam aliran darah vena.
Tikus putih
Cara pemberian bahan secara oral
Untuk bahan yang mempunyai cita rasa yang dapat diterima oleh tikus putih bisa diberikan bersama air minum atau makanan. Cara ini tidak baik karena variasi jumlah bahan yang benar-benar masuk tubuh sangat besar.
Untuk menghindari ketidakseragaman dosis yang benar-benar masuk tubuh lebih baik jika bahan diberikan dengan sonde lambung atau alat suntik yang ujung jarumnya sudah diubah menjadi tumpul bulat sebagai jarum oral.
Tikus putih dipegang dengan cara mencomot kulit kuduk dengan ibu jari telunjuk kiri sementara pangkal ibu jari dengan jari lainnya menjepit kulit punggungnya. Tangan kanan digunakan untuk memegang alat suntik dengan jarum oral.
Cara pemberian secara injeksi subakut
Injeksi subkutan pada tikus putih dilakukan di daerah tengkung atau punggung. Tikus putih dipegang degan tangan kiri dengan cara mencomot kulit pada tengkuk dengan ibu jari dan jari telunjuk kemudian menjepitnya dengan ibu jari berikut dan jari lainnya. Tangan kanan kemudian menyuntikkan bahan uji di daerah tengkung atau punggung tikus.
Jika pemberian dilakukan oleh dua orang, maka salah seorang petugas memegang hewan uji dan lainnya bertugas menyuntikkan bahan uji, umumnya dilakukan pada bagian dada di dekat pangkal lengan.
Suntikan intradermal
Suntikan intradermal membutuhkan syarat khusus yaitu jarum suntik khusus untuk intradermal. Kulit dibersihkan lebih dahulu, dicukur bulunya. Orang pertama memegang hewan uji pada bahunya dan orang kedua siap menyuntik. Regangkan kulit sehingga tidak ada lipatan. Tusukkan jarum suntik khusus intradermal tersebut ke dalam jaringan kulit dan tidak menembusnya.
Ini rasanya berbeda dengan injeksi subkutan seolah jarum menembus sesuatu (lapisan basal). Arahkan jarum sejajar dengan kulit dan pompakan bahan yang diberikan.
Suntikan benar jika bekas suntikan berbentuk plato tidak cembung. Namun demikian ini tentu tergantung pada jumlah bahan yang diberikan.
Suntikan intraperitoneal
Untuk suntikan intraperitoneal umumnya dilakukan dua orang. Orang pertama mengekang tikus dan orang kedua memberikan suntikan. Suntikan dilakukan pada daerah perut kiri bawah karena di sebelah kanan atas dapat mengenai hati dan di tengah bawah dapat mengenai kandung kemih.
Suntikan yang benar dan tidak hanya intramuskuler dan subkutan jika dilakukan dengan jarum yang sesuai, tidak sependek jarum intradermal. Penyuntikan mendatar sejajar dengan sumbu badan dapat hanya sampai intramuskuler saja. Kekhwatiran jarum akan menusuk usus tidak perlu terjadi karena usus akan segera menyisih (dengan cara kontraksi) jika tersenggol jarum.
Suntikan intramuskuler
Pemilihan otot mana yang dapat diinjeksi ialah bahwa bundel otot harus cukup besar, tebal dan mudah didapat. Otot dinding perut yang lebih tetapi tipis tidak ideal untuk suntikan intramuskular
Otot pada paha bagian belakang, kuadrisep, dan bisep merupakan tempat yang baik untuk suntikan intramuskuler. Pada bagian belakang paling sedikit menimbulkan nyeri tetapi harus hati-hati karena suntikan yang terlalu dalam dapat mengenai serabut saraf dan pembuluh yang lewat pada tempat itu. Suntikan pada daerah otot kuadrisep lebih menguntugkan karena selain bundel otot itu besar, pada daerah itu tidak ada pembuluh darah atau serabut saraf penting.
Untuk mengurangi nyeri yang timbul, volume bahan yang diberikan sekecil mungkin. Ini dapat dilakukan dengan cara membuat kadar lebih tinggi.
Suntikan Intravena
Cara memasukkan bahan uji melalui pembuluh vena pada tikus putih ialah melalui vena lateral pada pangkal ekor sebelah ventral. Untuk itu tikus perlu difiksasi dengan alat fiksasi sehingga tius tidak mudah berubah posisi. Fiksasi juga dapat dilakukan oleh teman kita dengan dua tangan tetapi bagian bawah ventral dihadapkan ke atas agar lebih mudah melakukan penyuntikan.
Seperti pada mencit, alat suntik yang digunakan berjarum kecil seperti jarum intradermal. Tusukkan jarum pada kulit di atas vena dengan arah sesuai arah pembuluh vena itu, tepat disamping vena. Jika ujung jarum sudah sedalam vena, belokkan arah jarum menuju vena untuk segera ditusukkan dan segera dibelokkan lagi sehingga arah jarum sesuai lagi dengan arah pembuluh vena itu. Lakukan aspirasi untuk meyakinkan bahwa jarum sudah berada dalam pembuluh vena. Jika darah masuk ke dalam alat suntik berarti jarum sudah berada di dalam pembuluh vena. Sekarang pompakan bahan uji dalam alat suntik.
Perlu diingat bahwa untuk dapat disuntikkan ke dalam vena, bahan uji harus memenuhi syarat sebagai bahan yang dapat diberikan dengan ara itu seperti tekanan osmotikpH dan sebagainya.