
Teknik PCR dapat dimodifikasi ke dalam beberapa jenis diantaranya:
- Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP) –> metode ini digunakan untuk membedakan organisme berdasarkan analisis model derifat dari perbedaan DNA. Teknik ini memanfaatkan enzim restriksi tertentu untuk memotong target DNA pada sequence tertentu sehingga terbentuk pola tertentu yang mencirikan sequence DNA tertentu. RFLP banyak digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari penelitian hingga analisis tes forensik dengan uji DNA. Pemotongan bagian tertentu oleh enzim restriksi tertentu menghasilkan sebuah pita atau band yang menunjukkan polimorfisme atau mutasi ataupun ciri khas tertentu dari suatu individu.

- Inverse-PCR —> metode ini digunakan ketika hanya satu sekuen internal yang diketahui. Template didigesti dengan enzim restriksi yang memotong bagian luar daerah yang akan diamplifikasi, fragmen restriksi yang dihasilkan ditempelkan dengan ligasi dan diamplifikasi dengan menggunakan sekuen primer yang memiliki titik ujung yang memiliki jarak yang jauh satu sama lain dengan segmen eksternal yang telah tergabung. Metode ini khusus digunakan untuk mengidentifikasi ”sekuen antara” dari beragam gen.
- Nested-PCR —> proses ini memungkinkan untuk mengurangi kontaminasi pada produk selama amplifikasi dari penyatuan primer yang tidak diperlukan. Dua set primer digunakan untuk mendukung metode ini, set kedua mengamplifikasi target kedua selama proses pertama berlangsung. Sekuens DNA target dari satu set primer yang disebut primer inner disimpan di antara sekuens target set kedua dari primer yang disebut sebagai outer primer. Pada prakteknya, reaksi pertama dari PCR menggunakan outer primer, lalu reaksi PCR kedua dilakukan dengan inner primer atau nested primer menggunakan hasil dari produk reaksi yang pertama sebagai target amplifikasi. Nested primer akan menyatu dengan produk PCR yang pertama dan menghasilkan produk yang lebih pendek daripada produk yang pertama.
- Quantitative-PCR —–> digunakan untuk pengukuran berulang dari hasil produk PCR. Metode ini secara tidak langsung digunakan untuk mengukur kuantitas, dimulai dari jumlah DNA, cDNA, atau RNA. Hasil dari metode ini juga menampilkan copy dari sampel (copy number).

- Reverse Transcriptase (RT-PCR) —-> metode ini digunakan untuk amplifikasi, isolasi atau identifikasi sekuen dari sel atau jaringan RNA. Metode ini dibantu oleh reverse transcriptase (mengubah RNA menjadi cDNA), mencakup pemetaan, menggambarkan kapan dan dimana gen diekspresikan.
- Random Amplified Polymorphic DNA ( RAPD ) —–> bertujuan untuk mendeteksi polimorfisme pada tingkat DNA. Metode ini dikembangkan oleh Welsh and Mc Clelland (1990) dengan cara mengkombinasikan teknik PCR menggunakan primer – primer dengan sequens acak untuk keperluan amplifikasi lokus acak dari genom.

Apabila pembaca mendapatkan informasi dan ilmu dari artikel ini, mohon kiranya bersedia untuk mengapresiasi serta berdonasi bagi kemajuan ilmu pengetahuan, cukup dengan klik salah satu iklan di halaman ini atau website ini.